Kamis, Juni 02, 2011

Membuat Cerpen Dari Pengalaman Sendiri

Jadwal Keberuntungan

“Novi! Sudah jam lima sayang!” terdengar suara Mama saat Aku sedang asyik nonton teve. Aku menoleh dan sedikit cemberut. Aku berumur 7 tahun dan duduk di kelas 2 bangku sekolah dasar.

“Eit, kok, cemberut! Katanya Novi sudah mengerti kenapa Novi hanya boleh nonton sampai jam lima sore,” ujar Mama lagi.

“Siap, Mama!” Aku memberi Hormat, lalu berbalik dan berjalan tegap. Kemudian masuk ke ruang baca. Papaku adalah seorang perwira polisi. Keluargaku punya kebiasaan memberi hormat saat bercanda.

Sudah sebulan ini ada peraturan baru di rumahku. Mama membuat jadwal menonton televisi, belajar, bermain, dan istirahat. Itu gara-gara semester ini nilai-nilai mata pelajaranku menurun. Selama ini Aku memang terlalu banyak menonton teve. Mula-mula Aku tidak setuju dengan aturan itu. Tapi setelah Mama menjelaskan kegunaannya akhirnya Aku setuju.

Suatu hari, Papa terkejut ketika melihatku masih di depan teve pada pukul 06.00 sore. “Novi, kok masih nonton teve?” Papa berusaha menyimpan kekesalannya. Papaku memang tidak suka kalau ada yang melanggar peraturan.

Aku cemberut sambil memindah-mindahkan saluran dengan remot control.

“Novi kesal sama Mama Papa!” kataku

“Lo, memang kenapa?” Papa duduk bersila di sebelahku.

“Gara-gara Papa dan Mama melarang Novi nonton teve, Novi jadi tidak tahu film, tidak tahu kartun, pokoknya banyak! Jadi sekarang Novi mau nonton teve terus sekarang.”

“Novi lupa, ya waktu waktu nilaimu jelek, Novi kan sedih dan menyesal. Makanya Novi setuju dengan peraturan itu.” Kata Papa.

“Mama pulang!” Tiba-tiba terdengar suara Mama yang menuju ke ruang keluarga.

“Vi, tadi Mama ketemu sama Bu Guru di supermarket dan Bu Guru bilang kalau soal pengetahuan umum, wawasan Novi luas sekali dibanding teman-temanmu.”

“Bu Guru bilang begitu, Ma?” Aku angkat bicara.

“Iya, Bu Guru bilang Novi harus rajin belajar. Minggu depan sudah ujian semester, kan?” Mama merangkul Bahuku.

“Tapi menonton teve juga menambah wawasan kan, Ma!” Protesku.

“Bedanya, di teve Novi bisa menonton apa saja tampa batas. Kalau membaca buku yang sudah diseleksi, jadi lebih aman.” Jelas Mama.

“Wah, bicara Mama rumit banget ya, Vi? Novi mengerti tidak maksud Mama?” Tanya Papa.

“Novi mengerti kok, Pa.” Kataku.

Hari penerimaan rapor akhirnya tiba juga. Aku luar biasa gembira karena selain mendapatkan nilai-nilai memuaskan, aku juga mendapatkan rangking di kelas. Sepulang kantor, Papa mendapat kabar gembira itu dan sebagai hadiahnya aku diajak memancing bersama Papa dan Mamaku Kemudian Membuat ikan bakar dan kami makan siang bersama-sama.

1 komentar: